Meskipun masih berskala UMKM, pencatatan segala transaksi tetaplah penting. Tanpa itu, banyak masalah akan dihadapi dan pada akhirnya membuat bisnis macet. Dalam rangka membantu memecahkan masalah tersebut, artikel ini akan membahas cara membuat dan contoh jurnal pengeluaran kas, salah satu dokumen transaksi yang sangat penting bahkan ketika bisnis baru dijalankan.

Risal dan Renny Wulandari dalam artikel yang diterbitkan di Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis (2021) menjelaskan banyak pengusaha UMKM tidak mampu memberikan informasi akuntansi terkait kondisi usahanya. Mereka cenderung mencatat hanya sebatas pendapatan dan pengeluaran tanpa memisahkan setiap transaksi. Selain itu, masih banyak pula yang mencampur keuangan pribadi dengan dana untuk usaha.

Karena perbankan sangat berhati-hati dalam memberikan kredit usaha, ketika pencatatan berantakan, maka akses terhadap uang segar menjadi terhalang. Potensi besar yang dimiliki UMKM pun pada akhirnya tak maksimal.

Sebelum masuk ke contoh jurnal pengeluaran kas dan cara membuatnya, ada beberapa hal yang harus dibahas terlebih dulu, semata agar pembahasan lebih komprehensif. Berikut ulasan lengkapnya.

Apakah yang Dimaksud dengan Jurnal Pengeluaran Kas?

Setiap transaksi yang terjadi dalam unit usaha dicatat dalam dokumen bernama jurnal. Proses pencatatannya sendiri dikenal dengan istilah penjurnalan. Penjurnalan adalah tahap pertama dalam siklus akuntansi yang dibuat secara kronologis. Data-data yang ada dalam jurnal nantinya akan diposting atau dimasukkan ke dalam buku besar. Akhir dari siklus akuntansi tidak lain adalah terciptanya laporan keuangan.

Jurnal dibagi ke dalam dua jenis. Contoh jurnal pengeluaran kas yang dibahas dalam artikel ini termasuk jurnal khusus, yaitu jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tertentu yang banyak dan berulang. Itu artinya, jurnal pengeluaran kas hanya akan mencatat pengeluaran menggunakan kas alias secara tunai.

Satu jenis jurnal lain adalah jurnal umum, yang, seperti namanya, mencatat segala jenis transaksi.

Keputusan menggunakan jurnal umum atau jurnal khusus tergantung pada seberapa banyak transaksi yang terjadi. Memang bisa saja UMKM yang benar-benar baru memulai hanya menggunakan jurnal umum karena transaksi masih sedikit. Tapi, ketika perputaran bisnis makin kencang, sebaiknya memang mencatat di jurnal khusus.

Sebagai tambahan, jurnal khusus selain contoh jurnal pengeluaran kas adalah jurnal penjualan, jurnal pembelian, dan jurnal penerimaan kas.

(Baca: Jurnal Pengeluaran Kas: Arti, Manfaat dan Cara Membuatnya)

Apa Saja yang Termasuk Jurnal Pengeluaran Kas?

Pengeluaran apa persisnya yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas? Menurut Diyah Santi Hariyani dalam Pengantar Akuntansi I: Teori & Praktik (2016), transaksi yang dimaksud antara lain:

  1. Pembayaran utang dagang
  2. Pembelian barang dagang dan barang lain secara tunai
  3. Pembayaran gaji
  4. Pembayaran-pembayaran selain gaji

Di antara empat transaksi itu, menurutnya transaksi yang paling sering terjadi–mungkin akan setiap hari–adalah pembayaran utang dan pembelian tunai barang dagang. Transaksi lain, pembayaran gaji, hanya satu bulan sekali.

Selain itu, ada pula beberapa transaksi lain dalam contoh jurnal pengeluaran kas, misalnya retur penjualan dan pengambilan uang tunai untuk kebutuhan pribadi–yang sangat mungkin terjadi dalam bisnis skala UMKM.

jurnal akuntansi
Photo by  Pixabay.com

Bagaimana Cara Mengerjakan Jurnal Pengeluaran Kas?

Tahap pertama saat membuat jurnal pengeluaran kas adalah menetapkan kolom-kolom yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, sebetulnya tidak ada contoh jurnal pengeluaran kas yang rigid, dalam arti antara satu perusahaan dan satu perusahaan lain sama. Format kolomnya fleksibel dan tergantung kebutuhan perusahaan.

Investopedia, misalnya, menyebut kolom-kolom yang terdapat pada jurnal pengeluaran kas adalah tanggal setiap pembayaran tunai, rincian akun buku besar yang terpengaruh, nomor cek yang dikeluarkan, jumlah total uang tunai yang dibayarkan, pajak, serta nomor khusus yang mengidentifikasi jenis transaksi seperti iklan, upah, dan lain-lain.

Berikut satu contoh jurnal pengeluaran kas yang cukup umum:

(Nama Perusahaan)

Jurnal Pengeluaran Kas

Tgl Ket Ref Debit Kredit
Utang Pembelian Serba-serbi Kas Potongan Pembelian
Akun Ref Jumlah

Penjelasan contoh jurnal pengeluaran kas di atas adalah sebagai berikut:

  1. Kolom tanggal (tgl) adalah tempat mencatat kapan transaksi terjadi
  2. Kolom keterangan (ket) adalah tempat mencatat nama tujuan pembayaran.
  3. Kolom referensi (ref) diisi tanda ceklis (atau apa pun) setelah akun buku besar pembantu dicatat pada akun yang bersangkutan
  4. Kolom utang diisi jumlah utang yang dibayar
  5. Kolom pembelian diisi jumlah kas yang keluar untuk pembayaran
  6. Kolom kas dicatat jumlah uang yang dibayarkan
  7. Kolom potongan pembelian diisi selisih jumlah utang dengan jumlah yang harus dibayar

Sementara kolom serba serbi dalam contoh jurnal pengeluaran kas di atas dipakai untuk mencatat transaksi selain utang dagang dan pembelian, misalnya saja perlengkapan, beban gaji, atau biaya lain-lain. Kolom akun dapat diisi nama-nama tersebut (“perlengkapan”, “beban gaji”, “biaya lain-lain”).

Misalnya terjadi pembelian barang secara tunai, maka yang diisi di debet adalah kolom pembelian, sementara yang dikredit adalah kas. Jika pembayaran utang dan dapat diskon, maka yang diisi di debit adalah kolom utang, lalu kas diisi jumlah yang dibayar dan potongan pembelian adalah nominal diskon.

Ingat selalu persamaan dasar akuntansi saat mengisi jurnal pengeluaran kas, yaitu untuk setiap transaksi, total debit sama dengan total kredit.

Satu contoh jurnal pengeluaran kas yang lebih sederhana bisa seperti ini, tentu tetap konsisten dengan persamaan dasar akuntansi:

Tanggal Rekening Dikredit Keterangan Debet Kredit
Utang Dagang Lain-lain Potongan Pembelian Kas

Maksud dari rekening dikredit adalah nama tujuan pembayaran, misalnya “CV XXX”, sementara kolom keterangan diisi dengan jenis transaksi (misalnya “bayar gaji” atau “pembelian tunai”. Lalu debet dan kredit diisi oleh nominal uang.

Contoh Jurnal Pengeluaran Kas dalam Pencatatan

Agar semakin memahami artikel tentang contoh jurnal pengeluaran kas ini, mari kita lanjutkan pembahasan dengan studi kasus. Sebut saja CV Maju Jaya. Semua transaksinya terjadi di bulan Januari.

01   Membeli barang dari CV. Tirta Rp 1 juta, diskon 2 persen
07  Membayar utang kepada CV. Abu Rp 500 ribu
09  Membeli perlengkapan kantor dari PT. Togamas Rp 5 juta, mendapatkan potongan Rp 100 ribu
15  Membeli barang secara kredit dari CV. Timur sebesar Rp 3 juta
19  Membayar sewa mobil Rp 250 ribu dari CV Rental
30 Membayar listrik Rp 200 ribu
30 Membayar utang kepada CV. Timur
31  Membayar gaji Rp 4 juta

Maka contoh jurnal pengeluaran kasnya menjadi seperti ini:

CV Maju Jaya
Jurnal Pengeluaran Kas

Tanggal Rekening Dikredit Keterangan Debet Kredit
Utang Dagang Lain-lain Potongan Pembelian Kas
J

A

N

U

A

R

I

01 CV. Tirta Pembelian barang 1.000.000 20.000 980.000
07 CV. Abu 500.000 500.000
09 PT. Togamas Perlengkapan kantor 5.000.000 100.000 4.900.000
19 CV. Rental Sewa mobil 250.000 250.000
30 PLN Beban listrik 200.000 200.000
30 CV. Timur 3.000.000 3.000.000
31 (nama karyawan) Biaya gaji 4.000.000 4.000.000
Jumlah 3.500.000 10.450.000 120.000 13.830.000

(Baca: Jurnal Umum: Definisi, Contoh, Cara Buat, dan Pencatatannya)

Penutup

Perlu diingat bahwa contoh jurnal pengeluaran kas di atas sudah disimplifikasi. Dalam praktiknya tentu akan lebih rumit karena melibatkan lebih banyak transaksi. Namun itu tak menjadi masalah selama prinsip-prinsip dasarnya diketahui.

Memiliki jurnal pengeluaran kas yang komprehensif berarti memiliki sumber informasi primer tentang apa saja yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan mengetahui pengeluaran, maka pebisnis dapat melihat apakah kas yang tersedia masih mencukupi atau tidak. Dengan kata lain, ini merupakan faktor penting untuk menjaga arus kas, komponen kunci untuk mengembangkan bisnis, tetap berjalan.

Sumber : https://blog.spenmo.com/id/contoh-jurnal-pengeluaran-kas-sederhana