Kata mindset cukup familiar di telinga masyarakat, bahkan lebih familiar dari kata “pola pikir”. Mindset bisa diartikan sebagai cara berpikir, pola berpikir, silap atau pendapat. Dengan kata lain, mindset adalah pola pikir yang mempengaruhi kebiasaan kita dalam mengerjakan sesuatu. Ada banya mindset masyarakat mengenai pajak. Ada yang hanya ikut-ikutan saja tanpa mengetahui maksud tujuannya. Ada yang membayar pajak karena terpaksa atau takut dikejar-kejar oleh petugas pajak. Ada juga yang ikhlas dan benar-benar sadar bahwa membayar pajak itu penting.
Saat ini, di bawah pimpinan Bapak Joko Widodo, Indonesia sedang dibenahi dalam bidang infrastruktur nasional. Sekitar 245 proyek dan 2 Proyek Strategis Nasional yang dikerjakan pada era ini. Proyek skala nasional yang cukup luas ini memerlukan dukungan dari rakyat, baik secara finansial maupun materi yang berupa pajak. Rakyat sebagai Wajib Pajak dapat membayar pajak yang berguna menyokong APBN. Namun, selain membayar pajak, rakyat juga bisa mendukung secara moral. Dukungan moral ini dapat meliputi banyak hal, salah satunya pola pikir atau mindset kita terhadap pajak.
Mengapa mindset terhadap pajak itu penting? Apakah memang ada pengaruhnya terhadap pajak dan pembangunan yang berlangsung di Indonesia? Tentu saja ada pengaruhnya. Mindset ini bisa berpengaruh pada keberlangsungan dari pembayaran pajak. Jika Wajib Pajak membayar pajak dengan ikhlas maka Wajib Pajak tersebut akan membayar pajak secara stabil dan berkelanjutan. Hal ini bisa terjadi karena mereka mempunyai mindset yang tepat terhadap pajak. Mereka menyadari bahwa pajak merupakan kebutuhan, bukan hanya kewajiban yang perlu dilaksanakan.
Namun, lain halnya jika Wajib Pajak membayar pajak karena terpaksa. Bagi mereka, pajak tidak penting karena masih ada sumber daya alam. Mereka terpaksa dan masa bodoh dengan pembayaran pajak. Pembayaran pajak yang mereka lakukan cenderung tidak stabil dan tidak berkelanjutan. Inilah mindset yang keliru yang masih ada di pikiran beberapa Wajib Pajak di Indonesia. Ada juga yang memiliki mindset bahwa membayar pajak itu sangat merepotkan. Mereka merasa semua peraturan pajak itu membebani dan menganggu kinerja bisnis atau aktivitas kerja mereka. Karena merasa kesulitan dan merasa awam dengan berbagai peraturan yang ada, mereka merasa tidak perlu membayar pajak.
Padahal, ada solusi yang tepat yang dapat mereka lakukan, yaitu dengan menggunakan jasa konsultan pajak yang profesional dan terpercaya. Misalnya, dengan menggunakan jasa konsultan pajak dari Yohanes BW. Dengan menggunakan jasa konsultan pajak, Anda bisa melaksanakan kewajiban sebagai Wajib Pajak secara akurat. Selain itu, Anda dapat memilih jasa sesuai dengan kebutuhan Anda, seperti jasa review pajak, jasa perencanaan pajak, dan jasa lainnya yang berhubungan dengan pajak.
Mindset yang kurang tepat bisa saja dipengaruhi oleh maraknya korupsi yang terjadi di Indonesia. Maraknya korupsi makin memperparah mindset mereka yang salah. Bisa jadi, mereka akan mengeluarkan kekecewaan yang nantinya bisa mempengaruhi Wajib Pajak yang lain. Akibatnya, terciptalah sikap antipati terhadap pembangunan nasional. Tentu saja ini berbanding terbalik dengan harapan kita untuk pembangunan infrastruktur dengan skala besar.
Dengan adanya mindset yang salah mengenai pajak, maka beberapa Wajib Pajak perlu mengubah mindset mereka ke arah yang benar. Mereka perlu menanamkan ke pikiran mereka bahwa pembayaran pajak merupakan kebutuhan. Direktorat Jenderal Pajak sudah mengerahkan upaya mengenai hal ini. Misalnya, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan program Inklusi Kesadaran Pajak yang diadakan di beberapa perguruan tinggi, mengadakan program Pajak Bertutur yang dilaksanakan di Indonesia dan berhasil memperoleh rekor MURI.
Untuk Wajib Pajak yang sudah memiliki mindset yang buruk, maka perlu dilakukan secara perlahan. Wajib Pajak tersebut perlu diberikan pemahaman mengenai pajak secara perlahan tetapi berkelanjutan. Semua pihak bisa membantu membenarkan mindset mereka, tidak hanya Direktorat Jenderal Pajak saja. Pemahaman yang diberikan dapat berupa pemahaman bahwa pajak yang sudah dibayarkan akan memberi hasil bagi pembangunan nasional, tentu saja berdampak positif bagi Wajib Pajak. Pembangunan nasional itu bisa berupa jalan raya, jalan tol, maupun sarana/fasilitas lain yang menjadi sorotan dalam pembangunan nasional.
Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan harapan dapat membentuk mindset Wajib Pajak yang baik dan positif terhadap pajak. Hasilnya, pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik tanpa terhambat pajak. Di masa mendatang, diharapkan Wajib Pajak dapat membayar pajak dengan ikhlas karena kebutuhan bukan karena terpaksa atau takut. Dengan demikian, tidak ada lagi suara dari massa di berbagai media bahwa pajak hanya digunakan untuk korupsi atau disalahgunakan. Jika semua hal tersebut sudah lakukan dengan baik, maka kita telah mendukung pembangunan nasional. Dukungan materi dan moral perlu diberikan secara seimbang karena pajak merupakan hal yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat.